BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 11 Juni 2011

peduli.

semakin lama, semakin ku besar, dunia tampak semakin keras ya.
kalau dipikir, dunia jadi semakin luas, karena rasa ingin tahuku.
tapi juga bisa lebih sempit, karena kebetulan temanku yang satu ternyata temannya temanku yang satunya lagi.
teman-teman, eh bukan, maksudku, orang-orang disekelilingku menjadi aneh.
mereka tampak tidak peduli. oleh apapun.
mereka hanya peduli, terhadap diri mereka sendiri. terhadap nasib mereka sendiri.
terhadap anggapan diri mereka kepada mereka sendiri. egois.
mereka tidak peduli lagi akan anggapan orang.
mereka boleh terlihat senyum diluar, sebenarnya di dalam mereka tidak tahu apa-apa.
teman.
bagi mereka mungkin satu atau dua cukup. karena mereka tidak peduli.
teman itu artinya berbagi.
sedangkan mereka, mereka malas untuk berbagi. mereka ingin ceritanya didengar.
tapi tidak ingin mendengar cerita seorang teman.
sebenarnya cerita seorang teman itu menghibur, kalau saja mau peduli. juga bisa belajar dari pengalaman seorang teman. mungkin bisa dijadikan sebuah cermin, fotografi, atau si dia yang paling indah, puisi.
keluh kesah orang lain, juga patut dibagi. jika mau menjadikannya seorang teman. keluh kesah adalah awal dari kepedulian seorang teman.
coba saja pelajari keluh kesah itu. buat dia menjadi senyuman.
lalu, nasib. nasib buruk yang menimpa seseorang membutuhkan uluran tangan. atau setidaknya, ini yang kusebut dengan perhatian.
dari hal-hal itu, muncul candaan. candaan ini tidak bisa seenaknya dikeluarkan setiap saat. kalau kata mereka, candaan itu selalu 'bikin happy'. apa arti teman tanpa candaan. padahal candaan itu sifatnya personal.
candaan lahir setelah cerita, keluh kesah, dan perhatian.
tetapi, candaan juga bisa lahir di awal, setelahnya baru ketiga hal itu tidak boleh terlewat.
peduli itu candaan sebenarnya. senyum sebenarnya. bukan senyum palsu.
haha, aku menulis ini sebenarnya termotivasi karena temanku semalam. dia itu teman yang baik, perhatian.
kalau tau ujungnya begini, aku gak mau beranjak dewasa.
jadi dewasa itu sulit, gak bisa sembarangan.
gak kebayang waktu aku kecil dulu, seberapa seringnya aku berkhayal kalo besar nanti.....bakal kayak gimana. gak kebayang deh seberapa anak kecil yang sekarang lagi berkhayal tentang masa-masa remajanya, masa-masa lagi pubertas.
andai saja aku bisa beritahu mereka untuk mensyukuri masa kanak-kanak mereka yang indah.
tapi, orang-orang nggak semua yang egois. mungkin cuma aku yang terlanjur masuk lingkungan salah. ingin sekali keluar, tapi itu konsekuensi. aku harus disana. karena aku yang pilih. aku harus disana, untuk waktu yang lumayan lama.